Guru Aqli Tala dan Noor Hidayah Sulaiman bisa menjadi tidak sama-sama mengenal secara individual. Tetapi, garis tangan ke-2 nya menghadapkan mereka pada nasib sama: dibui di negeri orang dengan argumen memusingkan, juga tidak terang kapan dibebaskan.
Situs slot online Telah 2 bulan berlalu semenjak ulama asal Tanah Laut, Kalimantan Selatan diamankan petugas keamanan Masjidil Haram. Walau sebenarnya, dianya sekedar punya niat cari si istri yang tidak juga kembali selesai mohon pamit untuk mencium Bantai Aswad.
Putra Guru Aqli, Ustaz Syarwani, ingat benar begitu cemas ayahnya pada saat si ibunda tidak lalu kembali lagi ke kelompok jamaah umrah. Masih rekat dalam daya ingat, punggung si ulama membelakangi mereka.
Ia perlahan-lahan ikut juga menjauhi dari kelompok yang berisi 26 jamaah wanita dan 18 lelaki, melebur dengan segerombolan manusia lain untuk cari istrinya. Beberapa lama selanjutnya, figur yang dinanti juga datang: si istri tiba, tetapi tidak kembali bersama Guru Aqli.
Situs slot terpercaya Kembali lagi, kelompok mereka harus menanti. Karena sangat lama waktunya penantian itu, mereka sebelumnya sempat beralih dari tempatnya ada, ingat lokasi sebelumnya akan dibikin bersih petugas dengan periodik.
Niat Cari Istri, Justru Diringkus Polisi
Di lain sisi, Guru Aqli ternyata tengah belingsatan cari si istri. Ia terus cari rekan jiwanya itu yang disangka masih tetap ada di seputaran Bantai Aswad. Sebelumnya sempat berserah, dianya juga kembali lagi ke kelompok.
Tetapi, mereka tidak berada di tempat. Guru Aqli lalu kembali lakukan pencarian pada kelompok jamaah umrah, bahkan juga sampai masuk ke dalam keramaian jamaah yang sebagian besar ialah wanita.
Ia terlihat jalan ke situ kemari tanpa arah. Mungkin, gerakan si ulama yang begitu teridentifikasi camera CCTV, hingga membuat harus bermasalah dengan petugas keamanan Masjidil Haram.
Guru Aqli diamankan pas pada Sabtu (26/11/2022) sekitaran jam 1 siang waktu Arab Saudi. Bukan sekedar diintrogasi, dianya bahkan juga dijebloskan ke penjara bawah tanah dan sebelumnya sempat seringkali ganti bui.
Hal itu membuat si ulama menduga akan dideportasi. Tetapi, perkiraannya melenceng; ia justru diantarkan masuk ke dalam Penjara Sumaisyi.
Sampai sekarang, apakah yang menerpa Guru Aqli belum juga temukan titik jelas. Malah, kejadian itu termasuk ‘mengulang’ cerita pahit yang dirasakan Noor Hidayah Sulaiman, seorang nenek yang dijebloskan ke penjara karena ditunjuk melarikan cucu sendiri.
Menanti Waktu Sahur, Berbuntut Diamankan Polisi
Peristiwa menyedihkan yang dirasakan Hidayah berawal pada tengah Ramadan 1443 Hijriah kemarin. Saat itu, seorang nenek berumur 66 tahun asal Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan ini sedang ada di Mushola Al-Haram Mekkah bersama cucunya, Hafizah.
Selesai menjalankan sholat, ke-2 nya merebahkan diri sambil menanti waktu sahur. Selang beberapa saat, Hafizah yang baru berumur 12 tahun bangkit dari tidurnya dan putuskan bermain bersama teman sepantarannya.
Tetapi, mendadak, Hafizah justru didakwa mengambil barang punya temannya. Bocah itu bahkan digeledah oleh orangtua yang berkaitan. Memang tidak diketemukan apapun, tetapi nampaknya ia belum senang.
Akhirnya, orangtua dari anak itu juga memberikan laporan Hafizah ke polisi. Betul saja, petugas tiba. Mereka lalu cari wali Hafizah, juga hadirlah Noor Hidayah.
Polisi minta surat document kependudukan Hafizah dan bukti ikatan keluarga. Nahasnya, sang nenek tidak bisa menunjukkan dengan administrasi. Ke-2 nya juga digeret ke penjara.
Terakhir si cucu Hafizah diberitakan sudah dirawat di Dinas Sosial di tempat pada keadaan yang relatif sehat. Walau begitu, keluarga di Martapura selalu mengharap kasus ini dapat selekasnya tergerai supaya ke-2 nya dapat kembali bergabung bersama sanak famili di desa halaman.
Sama Menunggu Kejelasan
Beragam kontribusi terus diusahakan keluarga di Indonesia. Dalam ke-2 kasus yang menggeret individu Kalimantan Selatan ini, macam usaha masih tetap terus dikirimkan, baik dari keluarga sampai stakeholders, untuk melepaskan si ulama dan Nenek Hidayah.
Kemiripan jalur dan nasib jadikan ke-2 kejadian ini mempunyai benang merah. Terbaru, kasus yang melilit Guru Aqli sudah tiba ke rapat DPRD Tala bahkan juga menghasilkan usaha yang mengutus perwakilannya buat menemani keluarga.
Dalam pada itu, tersangkut kasus yang memerangkap Nenek Hidayah, ketua team kuasa hukumnya sudah mempersiapkan pembelaan hak-hak hukum WNI dan faksi KJRI Jeddah juga sudah menggamit advokat di Arab Saudi buat menjaga wanita berumur lanjut itu dalam penantiannya memperoleh keadilan.